Rabu, 04 Januari 2012

7



7
Oleh Jingga Lestari

          Sebelumnya ia tak pernah menyadari bahwa dia benar-benar telah tersugesti oleh kalimat yang pernah dibacanya dari artikel di sebuah majalah. Bahwa;
“…rata-rata orang jatuh cinta sebanyak tujuh kali sebelum menikah.”
            Ia mengulang kembali kalimat itu dan berusaha menghitung, benarkah hal itu terjadi padanya?

            #1
            Pagi menjelang siang. Ia kesal sekali pada guru olahraganya. Bayangkan saja, ia harus lari berkeliling lapangan sekolah yang luasnya bukan main. Sepuluh kali putaran. Dia yang lupa sarapan dan hanya minum air putih sesaat sebelum lari, tentu saja membuat perutnya berguncang-guncang dan mual. Selama ia berlari hanya bisa memegangi perutnya yang semakin perih. Hal itu membuat perhatian beberapa temannya beralih kepadanya, namun ia tetap saja berlari sembari meringis hingga putaran terakhir.
            Karena sudah tidak tahan dengan rasa sakit di perutnya, ia bergegas meninggalkan lapangan menuju WC. Dia muntah-muntah. Air bening dari perutnya meluncur banyak keluar dari mulutnya. Iya tidak memuntahkan apa-apa karena memang ia belum makan apa-apa. Wajahnya pucat seketika. Pertahanannya seperti mau roboh, hingga ia berpegang erat pada dinding wc untuk menahan bobot tubuhnya agar tidak sampai jatuh.
Ia pun berusaha melap sisa-sisa air yang masih tertinggal di seputaran di mulutnya. Berkumur beberapa kali kemudian mencuci mukanya yang terasa seperti terbakar. Ia tidak menyadari bahwa sedari tadi ada seseorang di luar sana yang memperhatikannya. Dari sejak ia berlari menuju WC, hingga saat ia selesai memuntahkan isi perutnya. Ia kaget ketika keluar, cowok itu tiba-tiba saja berada di depannya. “Lo Nggak apa-apa?” Tanya cowok itu.
Sesaat ia hanya terdiam, sembari memegangi perutnya yang sesekali masih terasa sakit. Tanpa berniat untuk menjawab, ia memandangi perawakan cowok itu dari atas sampai bawah. Lalu ia berhenti sejenak pada tatapan cowok itu. Ada sesuatu yang ditangkapnya, sesuatu yang ia tidak mengerti namun sangat menyejukkan hatinya. Entah apa itu. Buru-buru dialihkannya tatapan itu, lalu ia hendak melangkah pergi. Namun baru saja ia ingin melangkah, lengannya dihalai oleh tangan cowok itu. “Hei!” Ucap cowok itu masih menatap ke dalam matanya hingga menembus ke dalaman hatinya.
            Ia masih bertanya-tanya, apa pedulinya cowok ini? Ada gerakan-gerakan aneh dalam perutnya, gerakan seperti kepakan kupu-kupu yang entah datang dari mana. Gerakan itu semakin lincah ketika tatapan cowok itu jatuh lagi di matanya. Ia menjadi kesal sendiri karena perasaan aneh itu tiba-tiba saja menyelinap ke dalam dirinya. Hingga dengan sedikit kasar ia menjawab, “Apa urusan lo?” Ia pun melangkah pergi.
            “Lo yakin? Tanyanya lagi. (Tapi, mengapa ia begitu khawatir?). Ah, ia merasa ini akan semakin membuat ia tak mengerti jika masih tetap berada di sana bersama dengan tatapan cowok tersebut. Ada kejanggalan yang ia rasakan, kepakan kupu-kupu di perutnya semakin ganas. Sepertinya kupu-kupu tersebut terus berkembang biak, hingga ia tak mampu berkata apa-apa. Suaranya terhenti di kerongkongan, lalu ia segera pergi tanpa menoleh lagi ke arah cowok itu berdiri.
            Dalam batinnya menggumamkan sesuatu, namun ia sendiri belum yakin dengan perasaannya tersebut. Tapi cowok itu mencemaskan dirinya. Ketika itu, ia menyatakan jatuh cinta.

            #2
            Kali kedua, ia bertengkar dengan pacarnya. Segala macam umpatan telah dibeberkannya. Selalu saja cowok berpenampilan berantakan itu yang menjadi sasaran kebrutalannya ketika ia marah akan sesuatu. Hampir sepanjang hari ini ia habiskan hanya dengan ngedumel.
            “Udah, tinggalin aja pacar lu itu!” Usul cowok itu padanya.
Beberapa saat ia memikirkan usul cowok slengean yang kini berada di depannya itu. Namun ia membalas kelakar cowok itu dengan berkata “Sembarangan lo...!” Ujarnya dengan tidak yakin dengan ucapannya sendiri.
“Lagian ngapain lu pacaran kalo tiap hari kerjaannya ngedumel mulu!” Lanjut cowok yang selalu berpenampilan berantakan itu.
Mulutnya boleh berkata tidak, namun hatinya tidak bisa mengelak bahwa ia ingin sekali segera mengakhiri hubungan konyol itu dengan pacarnya. Lagi pula ucapan cowok itu ada benarnya juga, buat apa melanjutkan hubungan yang ujung-ujungnya selalu dipenuhi pertengkaran. Bukankah hal seperti itu adalah pekerjaan yang sia-sia?
Ia kembali menatap cowok yang kini berada di depannya, cowok yang selalu tidak pernah peduli dengan apapun yang dikenakannya. Cowok paling berantakan yang pernah dikenalnya. Cowok yang kaki bajunya tidak pernah di dalam, cowok yang khas dengan topinya. Dan karena itulah ia dengan berani mengatakan pada cowok itu ““nggak usah ngatur-ngatur hidup gue, deh. Hidup lo aja berantakan.”
Setelah ucapan itu, sesungguhnya ia mengingkari satu hal, yaitu perasaannya sendiri. Hatinya berucap sesuatu dan itulah jawaban paling jujur yang diperolehnya. Cowok itu memang berantakan tapi cowok itulah satu-satunya yang membuat ia betah berlama-lama duduk berdua sambil acak-acakan rambut dan ledek-ledekan. Cowok yang dengan tatapan matanya telah membuat ia tak bisa berkata apa-apa kecuali menikmatinya. Kali itu ia berkata ia telah jatuh cinta.
           
#3
            Seperti orang-orang kebanyakan, dalam hidupnya ada beberapa orang yang singgah di singgasana hatinya. Datang silih berganti tanpa ada yang benar-benar bisa tetap tinggal, kecuali kenangan.
Halo, my name is stranger!” Ucap cowok itu dengan gayanya yang khas, namun tetap berasa cool.
“Basi”. Jawabnya.
Di sebuah gedung bioskop, mereka baru saja menikmati film berjudul Helo Stranger. Cowok yang berjalan beriringan dengannya itu, sanggup membuat ia tak mampu menahan letupan-letupan jantungnya yang mendadak bertambah kencang. Seseorang dengan pakaian yang sangat rapi lengkap dengan wangi parfum yang sangat menggoda. Ia memastikan bahwa saat ini ia benar-benar bahagia. Hal yang sudah lama dinantikannya.
Tapi tunggu dulu, apa ini yang disebut kencan?
Lalu sesuatu dirasakannya berdesir beberapa kali, degupan jantung, desiran darah serta perasaan-perasaan lain yang melingkupi tubuhnya. Tangan besar cowok di sampingnya itu, tiba-tiba menggamit lengannya. Lalu perlahan ke jejari tangannya, lalu lesaklah jejari tangan cowok itu ke dalam jejari tangannya. Ia ingin mengatakan sesuatu, namun cowok itu seperti tanpa ekspresi yang menjanjikan jawaban. Tatapan cowok itu begitu lurus ke depan, hingga membuat ia jadi salah tingkah sendiri.
Kali itu, ia menyatakan ‘tlah jatuh cinta...

            #4
            Waktu itu di sekolahnya sedang ada pembagian jurusan. Ia memilih IPA. Alasannya mungkin tak masuk akal bagi sebagian orang, tapi baginya alasan itu cukup sederhana; ia ingin sering berada di dekat cowok itu. Baginya, itu adalah bagian dari pengorbanannya. Karena ia jatuh cinta.
***
Langkahnya sempat terhenti, lamunannya pun buyar. Seseorang tepat berdiri di depannya dengan jarak beberapa meter saja. Ia berjalan mendekat ke arah cowok itu berdiri, sembari mengumpulkan ingatannya. Lebih tepatnya, melanjutkan hitungannya.
***
            #5
            Seseorang telah datang padanya dan bercerita tentang pacarnya yang cantik tapi bodoh. Ah cowok itu sama saja, ketika ia merasa tidak puas pada pasangannya maka ia pasti akan langsung menunjukkan reaksi yang kurang baik. Dan petaka ketika seorang cowok curhat akan hubungannya kepada cewek lain, maka sebentar lagi bisa dipastikan bahwa hubungan mereka akan segera berakhir.
“Pacar gue itu cantik, tapi blo’on.” Ucap cowok itu sembari menggaruk-garuk kepalanya, sepertinya itu hanya alasan agar ia tidak kikuk menceritakan perihal ceweknya itu.
 “Masa ulangan biologinya di remedial mulu.” Lanjut cowok itu lagi.
Ia pun tertawa puas, mendengar gerutuan cowok di depannya itu. Sangat lucu menurutnya, aneh saja bila tiba-tiba ia mendapat gerutuan seperti itu.
“Terus, sejak kapan papilio, hewan yang dalam bahasa Indonesia dikenal dengan nama kupu-kupu, nyasar ke dalam ordo accipitriformes?” Lanjut cowok itu lagi tanpa memberinya kesempatan untuk menanggapi ucapan cowok itu sebelumnya.
 “Memangnya kenapa?” Tanya cewek itu.
“Dengan pedenya dia ngejelasin tentang teorinya itu sama gue. Padahal salah. Kalo elang, iya.” Ia mengembuskan napas. “Cantik, sih, tapi-“ Ujar cowok itu menahan kalimat terakhirnya.
“Itu sama aja bohong. ibaratnya lu beli dark chocolate yang bentuknya kece tapi pas digigit pahit.”
“Berisik, lu!” Umpat si cowok.
“Lagian, suruh siapa?”
“Diem, lu. Rese.” Cowok itu melanjutkan kunyahan pangsitnya dengan buas.
“Laper apa rakus, Bang?” Ejeknya.
“Dua-duanya!”
            Dia tertawa saja mendengar kalimat cowok itu, yang sesungguhnya ia merasa senang apabila hubungan cowok itu dengan pacarnya segera berakhir. Jelas itu bukan kejahatan yang akan dihitungnya jika hal itu terjadi. Sebab ia hanya merasa senang tiap kali cowok itu menemuinya. Seakan-akan waktu bersama cowok itu adalah hal terindah buatnya.
            Dan ia jatuh cinta.

            #6
            Pria berdasi itu membuatnya tak bisa berkata-kata sedikit pun kecuali mengiyakan komentar hatinya bahwa pria ini benar-benar keren.
            “Sudah lama?” Tanya pria di depannya.
“Iya.” Kali ini hatinya yang menjawab.
Pria itu mengeluarkan kotak kecil berwarna merah berbentuk hati dari saku celananya. Dibuka, lalu ditunjukkan isinya. “Menikahlah denganku.”
Untuk kesekian kalinya ia diam, tapi kali ini ia sangat bahagia. Diam yang mengandung arti bahwa ia telah jatuh cinta. Untuk kesekian kalinya.

            #7
            Bibirnya telah dikecup mesra oleh seorang pria. Pria yang beberapa tahun silam mencemaskan dirinya yang sedang muntah-muntah di wc. Pria yang menyarankan padanya agar segera memutuskan pacarnya. Pria yang dikenalnya sebagai pria berantakan, lalu ia pula yang meminta agar pria itu merubah penampilannya saat pergi menonton bioskop. Pria yang membuat dirinya merasa konyol karena telah memilih jurusan IPA padahal itu sama saja ia masuk lubang buaya. Semata-mata karena keinginan yang dianggapnya sederahana, yaitu agar selalu berada di sampingnya. Pria yang menceritakan perihal pacarnya yang cantik tapi bodoh. Sesuatu yang sesungguhnya sangat membuat ia bahagia, sebab sebentar lagi pria itu pasti putus dengan pacarnya. Pria yang beberapa bulan lalu telah mengajaknya menikah.
            Ia makin menyadari satu hal bahwa ia benar-benar telah jatuh cinta. Saat ini kakinya melangkah pasti, menuju seseorang yang telah menantinya di depan sana. Mengenakan setelan jas berwarna putih dengan wajah yang kini tengah tersenyum padanya. Pelan tapi pasti, langkahnya kini telah berhenti bersamaan dengan hitungannya yang ke tujuh.
            Hari ini, ia telah menyatakan bahwa ia telah jatuh cinta. Jatuh cinta yang ke tujuh kalinya pada pria yang sama. Pria yang kini duduk berdampingan dengannya di depan pendeta untuk berikrar janji setia sehidup semati.

SEKIAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar